Cemburu



Malam itu adalah malam yang dingin, hujan angin membuat suasana di perapian semakin nyaman dengan secangkir cokelat panas yang terasa pahit. Sepahit melihat wanita yang kau sukai bermesraan dengan pria lain, seperti aliran listrik yang menyengat langsung ke ulu hati, seperti dada yang dihantam oleh kerasnya beton, dan seperti angin yang dinginnya menembus hingga ke sum-sum tulang.

“Kenapa kau begitu serakah? Bukan kah seperti ini saja sudah cukup bagimu? bukan kah ini yang kau butuhkan ?”

“Logika ku menginginkan seperti ini, tapi tidak dengan hati ku”.

“Aku tak mengerti, sebenarnya apa yang kau inginkan ?”

“Aku hanya menginginkan sebuah Piala yang tanpa tersentuh, cuma aku. Bukan sebuah Manekin yang bisa disentuh oleh banyak tangan pria”.

“Lalu kenapa kau tak menyampaikannya secara langsung? mungkin ia akan mengerti apa yang kau inginkan”.

“Aku tak punya hak untuk itu, bisa kah kau menyampaikannya untuk ku ?”

“Kenapa kau percaya padaku? Apa kau tak punya seorang teman untuk membantumu menyampaikannya ?”

“Aku tak punya seseorang yang bisa dipercaya lagi, mereka hanya bisa memperburuk keadaan”.

“Baik lah, tapi aku takkan menyampaikan apa pun padanya. Itu semua tergantung bagaimana perasaannya kepadamu, jika dirimu ada di lubuk hatinya, dia akan datang padaku dengan sendirinya, dan saat itu pula akan ku ceritakan padanya apa yang terjadi malam ini”.

“Terima kasih, begitu saja sudah cukup bagiku. Kau memang sahabat terbaik”.

“Jadi, apa yang ingin kau sampaikan padanya ?”

“Katakan bahwa aku cemburu, dan aku sungguh mencintainya sejak lama”.




1 komentar

  1. Aku cemburu dengan mereka yang selalu bisa dekat denganmu
    Aku cemburu dengan mereka yang bisa tertawa bersamamu tanpa ada jarak
    Aku cemburu dengan semua hal yang membuatku terlihat bodoh akan jarak antara KAU dan AKU
    Katakan padanya, aku mencemburuinya 😶

    ReplyDelete

Please leave a comment ..