Well, udah satu bulan sejak the death thesis proposal seminar itu berlalu, bunga masih bermekaran, burung-burung masih berkicau, dan matahari masih terbit dari ufuk timur. Ternyata jadi single fighter pas ujian proposal itu lumayan greget, ditambah di fakultas gue seminar proposalnya adalah sidang terbuka jadi temen-temen yang laen bisa nonton, jadi kalo ga bisa jawab pertanyaan dari dosen penguji ya ketauan banget cupunya, huhuhu.
Bermodalkan proposal, ilmu yang pas-pasan, dan rasa kemanusiaan yang adil dan beradab, gue lewati the death thesis proposal seminar itu dengan berdarah-darah. By the way, thanks to everyone who has supported me, especially the unpredictable person for your greeting and keponya, haha. I wondered where you got that information.
Well, kayaknya gue fix mengenyam semester sembilan dah. Bagi gue, semester sembilan itu dinding pembatas antara clever student and indie student, karena bagi gue ga ada kata mahasiswa malas, mereka cuma lebih prefer ke kesibukannya di luar kuliah aja kayak, kerja, bisnis, hobi, etc. As long as that's a positive activity, why not?
Sebenernya, sejak ngerjain internship report gue udah bertekat buat ngelarin skripsi secepetnya, tapi manusia hanya bisa merencanakan, pas buka laptop pasti ada aja gangguannya, one of them I called it the lazy zone, parahnya gue pernah ngabisin waktu berjam-jam cuma buat leha-leha sambil scroll down explore Instagram dengan laptop menyala dan dianggurin, it’s very unproductive moment.
For your information, buat bisa wisuda tahun ini minimal harus bisa sidang di bulan agustus, masalahnya revisian proposal aja belom kelar. Well, welcome to semester sembilan!
0 komentar