Sepenggal Surat Untuk Alisha




Alisha yang manis,


Dengan ini aku kirimkan sepucuk surat bersama bintang-bintang, aurora, dan langit yang tampak kebiru-biruan.


Kau pernah bilang kalau kau tak suka gemerlap lampu kota karena cahayanya membiaskan cahaya bintang-bintang di langit malam. Kau juga pernah bilang kalau kau tak suka gemerlap lampu taman karena bentuknya mirip seperti kepala guru Fisika kita.

Maka dari itu, bersama surat ini aku kirimkan bintang-bintang tanpa tambahan cahaya lampu kota, atau cahaya lampu taman, atau guru Fisika kita.

Perjuanganku mengumpulkan bintang-bintang ini hingga mendaki puncak tertinggi dunia di utara Pegunungan Himalaya sembari membawa galah terpanjang di dunia. Tidak semua bintang aku ambil, hanya tanduk dari rasi bintang Taurus agar dia tidak lagi keras kepala, rantai dari rasi bintang Libra agar dia sedikit dermawan, dan beberapa pusaran dari rasi bintang Aquarius agar dia tidak terlalu perfeksionis.

Aku petik bintang-bintang tersebut lalu aku masukkan ke dalam saku celanaku. Kau tahu, jika aku ketahuan mengambil bintang untuk pacarku, aku bisa dihukum membersihkan lonceng Himalaya seumur hidupku.


Alisha yang manis,

Bersama surat ini aku sisipkan beberapa cahaya Aurora untukmu. Cahaya yang aku ambil langsung dari Kutub Utara dengan melemparkan jala terbesar di dunia ke udara. Mungkin beberapa warnanya belum pernah kau lihat sebelumnya, tapi tak usah khawatir, bukankah ilmuan masih mencari jawaban tentang perspektif warna? Siapa yang bisa jamin warna kuning yang selama ini kau lihat merupakan warna kuning yang sama dengan orang lain lihat. Bisa saja mereka sepakat penamaan warna yang menempel pada suatu objek adalah kuning, padahal sejatinya itu bukanlah kuning.


Alisha yang manis,

Bersama surat ini aku kirimkan langit kebiru-biruan, agar disaat penat kau bisa memandanginya dengan santai disertai hembusan angin malam. Jangan lupa pakai jaket, angin malam tidak baik untuk kesehatanmu.

Aku mendapatkan langit itu dari seorang makelar bumi yang biasa orang awam menyebutnya homeless, ia mengklaim bahwa langit adalah atap rumahnya dan bumi sebagai lantainya. Maka aku tawar sepetak lima hektar langit malam beserta hembusan anginnya. Saat aku jelaskan bahwa itu untuk hadiah pacarku, ia memberiku korting sebesar dua puluh persen, aku sangat beruntung.


Alisha yang manis,

Sangat manis,

Dan akan selalu manis,


Bersama surat ini kusampaikan berjuta-juta kata terima kasih atas perasaan yang mendasari terciptanya sepenggal surat ini. Aku sangat mengaharapkan surat balasan darimu, oleh karena itu aku tidak akan memakai diksi perkalian empat. Karena kita semua tau jika empat dikalikan empat adalah enam belas, tapi tidak semua orang tau jika senyummu terlalu manis untuk sekedar angka enam belas.



Salam hangat,


Genta,

11 Januari 2020

Ujung Dunia

1 komentar

Please leave a comment ..