Siapa
yang tak kenal pempek palembang? Hampir seluruh orang di pelosok bumi pertiwi
ini tau sama yang namanya pempek palembang. Rasanya yang gurih, teksturnya yang
kenyal, dan ditambah dengan “cuko” sebagai saus pelengkap yang kental dan
memiliki cita rasa pedas manis menambah kecintaan saya pada bumi sriwijaya ini.
Semua
orang tau pempek palembang tapi, tidak semua orang tau asal usul dari pempek
palembang ini sendiri.
Setelah
saya membaca buku yang berjudul Pempek Palembang yang mendeskripsikan tentang
Identitas Wong Kito Melalui Kuliner Lokal Kebanggaan Mereka, karangan dosen
saya, Sumarni Bayu Anita S.Sos., M.A. pada BAB III, poin ke-9 yang berjudul Pempek
Sebagai Hibriditas Kuliner Wong Kito, bisa kita simpulkan bahwa pempek
merupakan hasil dari pencampuran budaya cina di palembang dalam bentuk kuliner
Pada
BAB ini dijelaskan bahwa, tidak ada informasi yang pasti tentang sejarah asal
mula pempek ini namun, dari segi penamaan pempek sendiri ada dua versi cerita:
Pertama,
pada buku ini diceritakan bahwa, nama pempek berasal dari kata “apek”, yang
artinya dalam bahasa cina adalah Lelaki tua. Diceritakan Lelaki tua adalah
orang yang pertama kali menjual panganan yang terbuat dari ikan dan tepung sagu
di sekitar sungai musi.
Hubungannya
dengan kata “apek” dan panganan yang terbuat dari ikan tepung sagu adalah, dahulu
masyarakat cina yang tinggal disekitar sungai musi sering membeli makanan yang
terbuat dari ikan dan sagu tersebut. Mereka memanggil lelaki tua yang berjualan
dengan panggilan “apek”, dan pribumi pun mengikutinya, sampai nama “apek”
berevolusi menjadi “pempek” hingga saat ini.
Cerita
kedua adalah nama pempek berasal dari kata “dimpek-mpekkan” yang dalam bahasa
palembang berarti diuleni berulang kali.
Dalam
versi kedua ini nuansa palembang terlihat jelas, dimana orang palembang sangat
suka memberi nama sesuatu dengan cenderung asal-asalan.
Dari
2 cerita diatas saja sudah bisa kita ambil suatu kesimpulan yaitu, makanan
pempek ini berasal dari campuran dua kebudayaan yang berbeda cina dan
palembang, lalu dua kebudayaan ini menciptakan jenis kuliner baru.
Dalam
buku ini juga dijelaskan bahwa, cerita versi pertama lah yang menjadi suatu
cerita turun menurun dan diakui kebenarannya oleh masyarakat palembang.
Itu artinya,
keberadaan ras cina ke palembang memang benar adanya dan mereka juga
mempengaruhi kuliner-kuliner di palembang. Tapi, di buku ini juga menjelaskan
bahwa, di negri cina sendiri tidak ditemui makanan yang mirip dengan pempek
palembang dan cuko sebagai sausnya.
***
Mungkin
pempek bukan panganan asli cina ataupun asli palembang, namun pempek adalah
hasil pencampuraan dari dua kebudayaan tersebut.
1 komentar
Kayaknya lebih make sense yang pertama. Dan gue sekaligus dapet pencerahan kenapa orang tua yang bau disebut 'apek'. :))
ReplyDeletePlease leave a comment ..